Nama : Muhammad affif azzam
Kelas : 4ea23
Npm : 15213809
Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban
Sebuah perusahaan PJTKI di Jogja melakukan rekrutmen untuk
tenaga baby sitter. Dalam pengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan
berjanji akan mengirimkan calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training
dijanjikan akan dikirim ke negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut
menjanjikan bahwa segala biaya yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika
mereka tidak jadi berangkat ke negara tujuan. B yang terarik dengan tawaran
tersebut langsung mendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyak Rp 7 juta untuk
ongkos administrasi dan pengurusan visa dan paspor. Namun setelah 2 bulan
training, B tak kunjung diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun tidak ada
kejelasan. Ketika dikonfirmasi, perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada
penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa Perusahaan
PJTKI tersebut telah melanggar prinsip pertanggungjawaban dengan mengabaikan
hak-hak B sebagai calon TKI yang seharusnya diberangnka ke negara tujuan untuk
bekerja.
Kesimpulan
Dalam zaman informasi
seperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan
massif. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum
secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara untuk membuat suatu
kegiatan bisnis tetap berlangsung dan mendapatkan keuntungan dalam jangka
panjang.Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan
selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang
karena :
· Akan dapat mengurangi biaya akibat
dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan
eksternal
· Akan dapat meningkatkan motivasi
pekerja
· Akan melindungi prinsip kebebasan
berniaga
· Akan meningkatkan keunggulan bersaing
Tindakan yang tidak
etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, ataupun larangan beroperasi. Hal ini akan dapat
menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem
remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang
paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap
dipertahankan.
Memang benar. kita
tidak bisa berasumsi bahwa pasar atau dunia bisnis dipenuhi oleh orang-rang
jujur, berhati mulia, dan bebas dari akal bulus serta kecurangan atau
manipulasi. Tetapi sebenarnya, tidak ada gunanya berbisnis dengan mengabaikan
etika dan aspek spiritual. Biarlah pemerintah melakukan pengawasan, biarlah
masyarakat memberikan penilaian, dan sistem pasar (dan sistem Tuhan tentunya)
akan bekerja dengan sendirinya.
Saran
·
Dalam bisnis
harus memutuskan apa yang benar dan yang salah
·
Bisnis harus
memiliki tanggung jawab yang besar kepada pelanggan, karyawan, investor, dan
masyarakat secara keseluruhan
·
keputusan yang
ideal harus selaras dengan keputusan praktis dalam situasi tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar