Selasa, 09 Juni 2015

BERAS PLASTIK

Beras adalah makanan pokok warga Asia, khususnya Indonesia. Hampir di seluruh pelosok wilayah daerah masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi. Namun sungguh disayangkan, beberapa waktu terakhir ini ternyata beras sudah tidak lagi murni. Ada oknum – oknum yang hanya ingin mencari keuntungan sementara tega mencampur beras dengan bahan dasar plastik. Alhasil, tanpa disadari sebagian masyarakat telah mengkonsumsi beras plastik tersebut.
Berikut ini adalah bahaya dari mengkonsumsi beras plastik :
  1. Mengakibatkan Anoreksia atau kehilangan selera makan.
  2. Mengakibatkan mual dan pusing.
  3. Lambung menjadi sakit seperti orang yang terkena maag.
  4. Mengakibatkan kanker lambung.
  5. Mengakibatkan kematian.
Untuk menanggulangi hal tersebut, masyarakat diharapkan dapat dengan tepat membedakan mana beras asli dan mana beras plastik. Berikut adalah perbedaan dari beras plastik dan beras asli :
  1. Beras platik berwarna putih dan sangat bersih. Sedang beras asli berwarna putih namun keruh.
  2. Beras plastik akan terasa licin jika dipegang. Sedangkan beras asli terasa kasar.
  3. Beras plastik ketika dimasak akan menggumpal dan menyatu. Sedangkan beras asli menempel namun tidak menyatu.
                                      
Wakil Ketua Komisi IV, Herman Khaeron meminta pemerintah segera melakukan investigasi terkait beredarnya kabar beras palsu berbahan plastic di Indonesia.
Menurut Herman, beras palsu berbahan plastik ini bisa membahayakan masyarakat yang mengkonsumsinya.
“BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan aparat hukum harus segera melakukan investigasi. Ini untuk menjaga kualitas pangan bagi masyarakat,” kata Herman di gedung DPR RI, Jakarta, hari ini.
Diutarakannya, Komisi IV akan menindaklanjuti laporan ini dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. “Kami ada agenda pertemuan dengan Menteri Pertanian. Kami akan tanyakan berkaitan dengan hal ini,” katanya.
Herman juga mendesak pemerintah mencari tahu asal muasal beras palsu tersebut. Menurutnya, bila beras palsu itu adalah produk impor berarti ada masalah dalam proses karantina di Indonesia.
“Karena semua produk impor maupun ekspor harus melalui karantina.  Di karantina ini semua produk pangan yang masuk harus jelas datanya. Mulai dari asal, komposisi, hingga tanggal kedaluwarsa,” ujar Herman.
Politikus Partai Demokrat ini menjelaskan secara regulasi semua produk pangan diatur dalam Undang Undang nomor 18 tahun 2012. Pelanggaran atas undang-undang tersebut akan mendapat hukuman kurungan dua tahun dan denda sampai Rp4 miliar.
Betapapun, heboh tentang beras plastik itu telah menimbulkan keresahan luas. Betapa tidak? Beras adalah makanan pokok masyarakat Indonesia, kebutuhan setiap rumah tangga setiap hari.
Sejumlah pejabat yang geram mengancam akan mengambil tindakan keras terhadap mereka yang menyebarkan kabar burung tentang beras plastik.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Tejo Edhy Purdijatno menggolongkan penyebaran isu itu sebagai perbuatan makar. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut pelaku penyebaran isu itu bisa dipidanakan.
Di sisi lain, untuk menenangkan pembeli, sejumlah pedagang dan pengelola pasar sampai harus membuat dan memasang spanduk khusus untuk menegaskan beras yang mereka jual tidak mengandung unsur plastik.
Dari awal, desas-desus ini memang mengundang banyak pertanyaan.
Sejauh ini kabar ditemukannya "beras plastik" hanya terjadi di sebuah tempat di Bekasi, dan tidak meluas ke berbagai daerah lain.

Hasanudin Abdurakhman, seorang doktor fisika yang memimpin sebuah perusahaan Jepang yang memproduksi bahan plastik menganggap beras plastik tidak masuk di akal dari segi produksi dan dari segi ekonomi," tambahnya.
"Karena harga bahan dasar plastik -bahkan yang daur ulang- akan lebih mahal dari beras, dan teknologi untuk memproduksinya juga tidak bisa yang terlalu sederhana. Lebih-lebih plastik tak bisa dicerna dan gampang dikenali rasanya yang asing oleh lidah," katanya

Benarkah beras plastik sengaja dibuat agar produsen dan pedagang beras bisa mendapatkan keuntungan besar dibandingkan dengan keuntungan yang dapat diraih dengan menjual beras asli?

Tinjauan dari Sisi Teknologi
Secara teknologi, membuat beras plastik itu bisa saja dilakukan dan bukan karena sejak dulu buah-buahan plastik sering menjadi hiasan di meja makan. Membuat butiran-butiran seperti beras bisa saja dilakukan, meskipun akan jauh membuat dalam bentuk butiran seperti gula atau kepingan seperti chips dari pada membuat lonjong tajam seperti beras asli. Membuat butiran lonjong tajam itu malah mungkin harus lewat proses moulding dan tentu akan repot melakukan moulding butir per butir beras meski hanya akan menghasilkan satu karung beras karena dalam satu karung beras akan ada jutaan butir beras.
Jika beras palsu itu berisi kentang dan kemudian dilapisi plastik maka akan jadi pertanyaan besar karena kentang akan hangus terbakar pada saat di-coat dengan cairan plastik panas yang suhu titik didihnya melebihi suhu titik bakar kentang.
Tinjauan dari Sisi Biaya Produksi
Beras plastik kemungkinan harganya akan jauh lebih mahal dari beras kualitas termahal sekalipun mengingat harga bijih plastik/polimer dan kentang ditambah dengan biaya prosesnya akan jauh lebih mahal dari harga beras.
Tinjauan dari Sudut Pandang Bisnis
Orang yang berniat mendapatkan keuntungan dengan memproduksi beras plastik tahu pasti bahwa beras tiruan akan langsung diketahui pada saat memasak karena plastik tidak menyerap air dan sifat fisik nasi dan plastik sangat jauh berbeda. Tidak akan mungkin ada orang yang berani membeli mesin untuk menghasilkan beras plastik karena dia pasti tahu bahwa dalam waktu 1-2 hari pasti akan ada orang yang menemukan dan melaporkannya kepada pihak berwajib dan akibatnya dia tak akan mungkin memproduksi beras plastik lagi.
Cara pengujian beras asli dan plastik sudah banyak dimuat di berbagai media massa dan sosial.


Pedagang baik grosir atau eceran yang akan mencoba menjual beras plastik sadar bahwa dia bahkan bisa ditahan polisi dengan tuduhan meracuni masyarakat secara sengaja dan bahkan bisa dituduh dengan pasal pembunuhan massal berencana.
Pelaku bisnis yang curang hanya akan berani menggunakan zat yang tidak mempunyai efek langsung dan segera, seperti menggunakan pewarna tekstil pada makanan, menggunakan zat pengawet formalin yang semuanya tidak akan berakibat langsung dan segera.
































Kesimpulan
Beras plastik sepertinya tak pernah beredar dan diproduksi secara massal. Beberapa bukti dan kasus yang muncul dan diliput TV, besar kemungkinan memang beras sintetis dan imitasi yang dibuat untuk kepentingan pajangan/mainan dan bukan hasil dari produksi massal untuk menggantikan beras asli.
Yang jadi menarik siapakah sebenarnya yang pertama kali menghembuskan isu beras plastik ini dan apa motifnya. Dengan perseturuan kubu KMP dan KIH maka isu ini bisa saja berasal dari kedua kubu ini atau bisa juga bukan dari kedua kubu ini. Baik kubu KMP dan KIH keduanya bisa mempunyai motif masing-masing terkait dengan isu ini. Kubu KMP mungkin saja berencana untuk menjatuhkan presiden dengan alasan tak bisa menghentikan impor beras palsu, sedangkan kubu KIH mungkin saja sengaja menghembuskan isu ini untuk menjadi pengalih perhatian terkait dengan rencana demo mahasiswa atau sesuatu hal lain yang ingin ditutupi.

Polisi seharusnya bisa melakukan investigasi menelusuri isu pertama muncul. Adanya cap tanggal dan jam dari setiap berita yang beredar di media massa dan sosial bisa menggiring tahap demi tahap ke pelaku sebenarnya dan kemudian bisa diselidiki motif di balik isu ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar