Nama :Muhammad affif azzam
Kelas : 4ea23
Npm :15213809
MATA KULIAH : ETIKA BISNIS
BAB I : Definisi Etika dan Bisnis Sebagai Sebuah Profesi
BAB I : Definisi Etika dan Bisnis Sebagai Sebuah Profesi
·
Hakekat
mata kuliah etika bisnis
Menurut Drs. O.P Simorangkir bahwa
hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi
moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis beroperasi dalam rangka
suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus,
dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau
tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur
bisnis.
·
Definisi
etika dan bisnis
Pengertian etika berasal dari bahasa yunani “ Ethos”
berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan
nilai-nilai, tata cara yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan
yang dianut dan diwariskan dari satu orang keorang lain atau dari satu generasi
ke generasi lainnya.
Menurut Magnis
Suseno (1987), Etika adalah :
“ sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang menurutnya adalah
etika dalam pengertian kedua. Sebagai ilmu yang terutama menitikberatkan
refleksi kritis dan rasional, etika dalam kedua ini mempersoalkan apakah nilai
dan norma moral tertentu harus dilaksanakan dalam konkret tertentu yang
dihadapi seseituas seseorang.”
Pengertian
bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata tersebut dipadukan,
yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang
dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata
cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari individu, institusi,
kebijakan, serta perilaku berbisnis.
Pengertia Etika Bisnis
secara sederhana adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan
bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis. Masalah etika dan
ketaatan pada hokum yang berlaku merupakan dasar yang kokoh yang harus memiliki
oleh pelaku bisnis dan akan menentukan tindakan apa dan prilaku yang akan
dilakukan dalam bisnisnya. Hal ini juga merupakn tanggung jawab kita bersama,
bukan saja hanya tanggung jawab pelaku bisnis tersebut, sehingga diharapkan
akan terwujud situasi dan kondisi bisnis yang sehat dan bermartabat yang pada
akhirnya dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan Negara.
·
Etiket
Moral, Hukum dan agama
Pada dasarnya,
etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi orang seperti
apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu
mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika
tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika
moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan berkaitan erat dengan
moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya bermoral, maka
perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral. Dalam memecahkan
masalah, kita tidak perlu binggung untuk memilih teori mana yang sebaiknya
digunakan, sebab kita dapat menggunakan semua teori itu untuk menganalisis
suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda dan melihat hasil apa yang
diberikan masing-masing teori itu kepada kita.
Hukum
membutuhkan moral. Dalam kekaisaran roma terdapat pepatah quid leges sine
moribus? Yang artinya adalah apa guna undang-undang jika tidak disertai
moralitas? Tanpa moralitas, hukum akan kosong. Kualitas hukum sebagian besar
ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu harus diukur dengan
norma moral. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum. Moral tidak ada artinya
jika tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat.
Etika mendukung
keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal
pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama
yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama
menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada waktu Tuhan dan ajaran agama.
·
Klasifikasi
etika
ü Etika
Deskriptif, yaitu etika dimana objek
yang nilainya adalah sikap dan prilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya
sebagaimana adanya. Nilai dan pola prilaku manusia sebagai adanya ini tercermin
pada situasi kondisi yang telah membudaya dimasyarakat secara turun temurun.
ü Etika
Normatif, yaitu sikap dan prilaku
manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini
secara umum dinilai memenuhi tuntunan dan perkembangan dinamika serta kondisi
masyarakat
ü Etika
Deontologi, yaitu menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik
dengan kata lain, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu
dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu. Contoh : suatu tindakan bisnis akan dinilai baik bagi
pelakunnya, karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban pelakunya, dalam hal memberikan pelayanan
yang baik pada konsumennya, serta menawarkan barang dan jasa yang mutunya
sebanding dengan harganya.
ü Etika
Teologi, yaitu etika yang mengukur baikl
buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan
itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan.
Contoh : seorang anak mencuri uang untuk membiayai berobat ibunya yang sedang
sakit. Tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan, tetapi dari aspek hukum tindakan
ini melanggar hukum.
ü Etika
Meta, yaitu bersangkutan dengan pengertian dari istilah
moral, misalnya apa yang diartikan boleh baik atau buruk dalam artian moral,
dan apa arti tanggung jawab moral. Etika meta juga mempelajari logika dari
penelaahan moral meliputi penjelasan dan penilaian asumsi dan investigasi
kebenaran dari argumentasi moral.
·
Konsep Etika
Konsep etika
bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan).
Menurut Kotler
(1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup
pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara,
melayani tamu dan pengaturan kantor.
Suatu
perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar,
dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya. Agar
perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
o intern, misalnya masalah perburuhan
o Ekstern, misalnya konsumen dan persaingan
o Lingkungan,
misalnya gangguan keamanan
Pada dasarnya
ada 3 hal yang dapat membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:
o Perusahaan tersebut harus dapat menemukan sesuatu yang
baru.
o Mampu menemukan yang terbaik dan berbeda
o Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk
mewujudkan hal tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:
- Visi
- Misi
- Tujuan
- Budaya organisasi :
Pada budaya
organisasi terdapat unsur
1. Memecahkan masalah baik internal maupun
eksternal organisasi
2. Budaya tersebut dapat ditafsirkan secara
mendalam
3. Mempunyai persepsi yang sama
4. Pemikiran yang sama
5. Perasaan yang sama
REFERENSI :
Agus Arijanto,
2011, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis. PT. RAJAGRAFINDO PERSADA
Heru Satyanugraha,
2003. ETIKA BISNIS ( Prinsip dan Aplikasi ). LPEE Universitas Trisakti
Sonny Keraf, 1998.
ETIKA BISNIS ( Tuntutan dan Relevansinya ). Kanisius ( Anggota IKAPI )
Diana Wijaya, 2004,
Etika Bisnis Profesional. Restu Agung

Tidak ada komentar:
Posting Komentar